Wabah Menari (Dancing Plague) : Wabah Aneh Yang Membuat Ratusan Orang Menari Hingga Mati
Minggu, 21 Maret 2021
Tulis Komentar

Wabah menari (The Dancing Plague) adalah wabah yang terjadi pada musim panas di tahun 1518.Wabah yang menimpa banyak orang secaramassal ini terjadi di wilayah Strasbourg.Tidak tanggung-tanggung ratusan orang turun ke jalanan menari-nari hingga berhari-hari, berminggu-minggi sampai berbulan-bulan tanpa henti hingga akhirnya meninggal dunia karena menderita stroke, serangan jantung, dan kelelahan ekstrim.
Pada musim panas tanggal 15 Juli 1518 di kota Strasbourg, Alsace yaiut wilayah kekuasaan Romawo Kuno, tiba-tiba seorang wanita bernama Frai Troffea melangkah ke luar rumah. Ia lalu mulai menari dengan gembira tanpa ada musik yang mengiringinya. Suaminya terlihat khawatir, namun frau Troffea terus saja menari berhari-hari tanpa henti.
Semakin hari semakin banyak yang menari. Awalnya dokter di kota tersebut sepakat untuk membiarkan orang - orang menari dengan pikiran bahwa mereka akan berhenti dengan sendirinya. Bahkan banyak orang disarankan untuk ikut menemani mereka menari dengan ditambahkan musik pengiring.
Namun celakanya yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang tersebut bukannya berhenti menari malah semakin menjadi-jadi. Orang-orang yang tadinya hanya menemani justru ikut tertular wabah ini. Kengerian pun dimulai. Orang-orang mulai menderita kelelahan ekstrem karena menari tanpa henti dalam jangka waktu yang lama.
Kaki para penari tersebut terluka, mereka juga tidak makan dan minum. Mereka menari seperti orang gila dan tidak lagi peduli pada apap pun juga. Namun malangnya tak ada seorang pun yang mampu menghentikan kengerian ini.

Salah satu yang membahas mengenai wabah menari ini adlaah buku yang berjudul "A Time To Dance A Time To Die" karangan John Waller yang mengisahkandengan jelas kronologis peristiwa mengerikan tersebut.

Pada musim panas tanggal 15 Juli 1518 di kota Strasbourg, Alsace yaiut wilayah kekuasaan Romawo Kuno, tiba-tiba seorang wanita bernama Frai Troffea melangkah ke luar rumah. Ia lalu mulai menari dengan gembira tanpa ada musik yang mengiringinya. Suaminya terlihat khawatir, namun frau Troffea terus saja menari berhari-hari tanpa henti.
Awalnya penduduk kota melihat apa yang dilakukan Frau Troffea sebagai keanehan. Namun anehnya mulai banyak penduduk yang juga turut menari mengikuti Troffea. Tak kurang dari 400 orang pria dan wanita kemudian menari-nari tanpa henti siang dan malam berhari-hari hingga berbulan-bulan tanpa diketahui penyebabnya.


Semakin hari semakin banyak yang menari. Awalnya dokter di kota tersebut sepakat untuk membiarkan orang - orang menari dengan pikiran bahwa mereka akan berhenti dengan sendirinya. Bahkan banyak orang disarankan untuk ikut menemani mereka menari dengan ditambahkan musik pengiring.
Namun celakanya yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang tersebut bukannya berhenti menari malah semakin menjadi-jadi. Orang-orang yang tadinya hanya menemani justru ikut tertular wabah ini. Kengerian pun dimulai. Orang-orang mulai menderita kelelahan ekstrem karena menari tanpa henti dalam jangka waktu yang lama.
Kaki para penari tersebut terluka, mereka juga tidak makan dan minum. Mereka menari seperti orang gila dan tidak lagi peduli pada apap pun juga. Namun malangnya tak ada seorang pun yang mampu menghentikan kengerian ini.

Wabah menari ini terjadi hingga bulan September 1518 menimbulkan kecemasan, duka, dan kengerian di seluruh kota. Banyak yang akhirnya terserang stroke dan serangan jantung, membuat sebagian orang meninggal dunia di tempat akibat kejadian ini.
Pihak gereja akhirnya melakukan misa yang ditujukan untuk memohon pengampunan bagi para penari. Setelah misa dilakukan, wabah ini pun berangsur-angsur mereda.
Wabah "Dancing Plague" ini ternyata bukan hanya terjadi di Strasbourg, namun juga menjangkiti penduduk di wilayah Eropa lainnya seperti Jerman dan Inggris. Meskipun jumlah korban tidak sebesar wabah yang terjadi di Starsburgh, namun wabah ini telah menjadi penyebab tingginya angka kematian penduduk di Eropa saat itu.
Para ilmuwan pun kebingungan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada orang-orang yang menari massal tersebut. Wabah ini menjadi keanehan tersendiri dan terus menjadi tanda tanya besar hingga saat ini. Meskipun banyak yang mengira kalau wabah ini hanya mitos, namun sesungguhnya wabah ini sungguh terjadi dibuktikan oleh banyaknya referensi dokumenter dan juga tulisan-tulisan yang amat detail tentang peristiwa aneh ini.

Belum ada Komentar untuk "Wabah Menari (Dancing Plague) : Wabah Aneh Yang Membuat Ratusan Orang Menari Hingga Mati"
Posting Komentar